Senin, 13 Desember 2010

olah raga sehat ramah lingkungan

Sepatu Jogging
Olahraga sedang tren. Bisa dibilang keren kalau fitness di mal atau hotel-hotel berbintang. Tapi semakin lama kita semakin terbiasa untuk pergi ke satu tempat, muter-muter cari tempat parkir dengan kecepatan rendah (yang ternyata terbukti sangat boros) lalu lari di mesin treadmill yang menggunakan mesin 2 tenaga kuda. Lingkungan dan kehidupan sosial membuat kita selalu mengkonsumsi terus menerus.
Saya bukan menentang olahraga. Tetapi memang olahraga itu mengkonsumsi energi. Kalau kita ambil contoh mesin treadmill lagi, konsumsi mesin treadmill sebesar 2 tenaga kuda itu sama dengan 1500 Watt listrik (1 Tenaga kuda = 750 Watt).
Biasanya rata-rata orang menggunakan mesin treadmill selama 30 menit. Kalau orang tersebut menggunakannya setiap hari maka:
0.5 jam x 1500 Watt = 750 Watt Untuk Setiap Pemakaian!
Kalau dirumah yang menggunakan 2 orang maka setiap hari memakai 1.5 KwH dan perbulannya menggunakan 45 KwH.
Kalau treadmill yang digunakan di tempat fitness mencapai 20 orang per hari maka bisa terhitung borosnya energi yang dikeluarkan (belum lagi biaya bulanan/tahunannya).
Lebih dari itu, kalau kita olahraga dirumah, biasa kita juga memasang AC (rata2 900 Watt) dan televisi (rata-rata 100 Watt), jadi menambah 1 KwH lagi.
Memangnya olahraga harus selalu mahal? Nggak juga kalau kita mau pergi ke taman-taman terdekat yang dapat digunakan untuk lari atau jogging. Pakai saja sepatu lari dan iPod lalu pergi ke taman ataupun kompleks perumahan terdekat.
Taman mana yang bisa digunakan? Beberapa tempat ini adalah:
Taman di Jakarta
  1. Gelora Bung Karno, Senayan
  2. Parkir Timut Istora Senayan (favorit saya)
  3. Taman Monas
  4. Taman Menteng
  5. Taman Slipi (sebelum masuk tol Janger)
  6. Lapangan Banteng
  7. Taman Suropati, Imam Bonjol
  8. Untuk lainnya saya minta tolong kawan-kawan sekalian untuk menambah di box comments. Bagaimana dengan taman di kota-kota lainnya di Indonesia?
Untuk perumahan lebih mudah lagi terutama kalau anda memang tinggal di perumahan atau pergi ke perumahan terdekat. Beberapa perumahan yang enak untuk di pakai jogging seperti Perumahan Pantai Indah Kapuk, Perumahan Pantai Mutiara (sekalian melihat laut), Perumahan BSD, Bintaro, Alam Sutera, dan lain-lain.
Bila anda punya ide untuk tempat jogging lainnya, silakan tambahkan di box comments.
Sepatu Jogging
Olahraga sedang tren. Bisa dibilang keren kalau fitness di mal atau hotel-hotel berbintang. Tapi semakin lama kita semakin terbiasa untuk pergi ke satu tempat, muter-muter cari tempat parkir dengan kecepatan rendah (yang ternyata terbukti sangat boros) lalu lari di mesin treadmill yang menggunakan mesin 2 tenaga kuda. Lingkungan dan kehidupan sosial membuat kita selalu mengkonsumsi terus menerus.
Saya bukan menentang olahraga. Tetapi memang olahraga itu mengkonsumsi energi. Kalau kita ambil contoh mesin treadmill lagi, konsumsi mesin treadmill sebesar 2 tenaga kuda itu sama dengan 1500 Watt listrik (1 Tenaga kuda = 750 Watt).
Biasanya rata-rata orang menggunakan mesin treadmill selama 30 menit. Kalau orang tersebut menggunakannya setiap hari maka:
0.5 jam x 1500 Watt = 750 Watt Untuk Setiap Pemakaian!
Kalau dirumah yang menggunakan 2 orang maka setiap hari memakai 1.5 KwH dan perbulannya menggunakan 45 KwH.
Kalau treadmill yang digunakan di tempat fitness mencapai 20 orang per hari maka bisa terhitung borosnya energi yang dikeluarkan (belum lagi biaya bulanan/tahunannya).
Lebih dari itu, kalau kita olahraga dirumah, biasa kita juga memasang AC (rata2 900 Watt) dan televisi (rata-rata 100 Watt), jadi menambah 1 KwH lagi.
Memangnya olahraga harus selalu mahal? Nggak juga kalau kita mau pergi ke taman-taman terdekat yang dapat digunakan untuk lari atau jogging. Pakai saja sepatu lari dan iPod lalu pergi ke taman ataupun kompleks perumahan terdekat.
Taman mana yang bisa digunakan? Beberapa tempat ini adalah:
Taman di Jakarta
  1. Gelora Bung Karno, Senayan
  2. Parkir Timut Istora Senayan (favorit saya)
  3. Taman Monas
  4. Taman Menteng
  5. Taman Slipi (sebelum masuk tol Janger)
  6. Lapangan Banteng
  7. Taman Suropati, Imam Bonjol
  8. Untuk lainnya saya minta tolong kawan-kawan sekalian untuk menambah di box comments. Bagaimana dengan taman di kota-kota lainnya di Indonesia?
Untuk perumahan lebih mudah lagi terutama kalau anda memang tinggal di perumahan atau pergi ke perumahan terdekat. Beberapa perumahan yang enak untuk di pakai jogging seperti Perumahan Pantai Indah Kapuk, Perumahan Pantai Mutiara (sekalian melihat laut), Perumahan BSD, Bintaro, Alam Sutera, dan lain-lain.
Bila anda punya ide untuk tempat jogging lainnya, silakan tambahkan di box comments.

Sabtu, 11 Desember 2010

BOLA VOLLY

1. SEJARAH PERMAINAN BOLA VOLI
Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1985. ia adlah seorang Pembina pendidikan jasmani pada Young Men Christian Association (YMCA di kota Holyoke, Massachusetts, Amerika Serikat.
Nama permainan in semula disebut “Minonette” yang hamper serupa dengan permainan badminton. Jumlah pemain di sini tak terbatas sesuai dengan tujuan semula yakni untuk mengembangkan kesegaran jasmani para buruh di samping bersenam secara missal. William G. Morgan kemudian melanjutkan idenya untuk mengembangkan permainan tersebut agar mencapai cabang olahraga yang dipertandingkan.
Nama permainan kemudian menjadi “volley ball yang artinya kurang lebih mem-volley bola berganti-ganti. Perkembangna permainan bola voli pada waktu itu di Amerika Serikat sangat cepat berkat usaha William G. Morgan.
Tahun 1922 YMCA berhasil mengadakan kejuaraan nasional bola voli di Negara Amerika Serikat. Pada saat perang dunia I tentara-tenatra sekutu menyebarluaskan permainan ini ke Negara –negara Asia dan Eropa terutama negarea Jepang, Cina, India, Filipina, Perancis, Rusia, Estonia, Latvia, Ceko-slovakia, Rumania, Yugoslavia dan Jerman.
Dalam perang dunia II permainan ini tersebar luas di seluruh dunia terutama di Eropa dan Asia. Setelah perang dunia II prestasi dan popularitas bola voli di USA menurun, sedang di Negara lain terutama Eropa Timur dan Asia berkembang sangat cepat dan massal.
Mengingat turnamen bola voli yang pertama (1947) di Polandia pesertanya cukup banyak, maka pada tahun 1948 I.V.B.F (international volley ball federation) didirikan yang beranggota 15 negara.
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda. Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dari negeri Belanda untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya. Di samping guru-guru pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak andilnya dalam pengembangan permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan bermain di asrama-asrama, di lapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar kompeni-kompeni Belanda sendiri.
Permainan bola voli di Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan mayarakat, sehingga timbul klub-klub di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama.
PBVSI sejak itu aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalm maupun ke luar negeri sampai sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat menjelang Asian Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria maupun untuk wanitanya.
Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951 di Jakarta dan POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan bnola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di seluruh pelosok tanah air.
Hal ini terbukti pula dengan data-data peserta pertandingan dalam kejuaran nasional. PON dan pesta-pesta olahraga lain, di mana angka menunjukkan peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan sampai saat ini permainan bola voli di Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan bulu tangkis.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah perbolavolian Indonesia, PBVSI telah dapat mengirimkan tim bola voli yunior Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena Yunani yang berlangsung dari tanggal 3-12 september 1989. tim bola voli yunior putra Indonesia ini dilatih oleh Yano Hadian dengan dibantu oleh trainer Kanwar, serta pelatih dari Jepang Hideto Nishioka, sedangkan pelatih fisik diserahkan kepada Engkos Kosasih dari bidang kepelatihan PKON (pusat kesehatan olahraga nasional) KANTOR MENPORA. Dalam kejuaraan dunia bola voli putra tersebut, sebagai juaranya adalah :
1. uni Sovyet 5. Kuba
2. Jepang 6. Yunani
3. Brazil 7. Polandia
4. Bulagaria
Sedangkan Indonesia sendiri baru dapat menduduki urutan ke 15.
Dalam periode di bawah pimpinan ketua Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. Mochamad Sanusi, perbolavolian makin meningkat baik dari jumlahnya perkumpulan yang ada maupun dari lancarnya system kompetisi yang berlangsung,; sampai dengan kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.

2. TEKNIK PERMAINAN BOLA VOLI
Teknik adalah suatu proses melahirkan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli.
Dalam mempertinggi prestasi bola voli, teknik ini erat hubungannya dengan kemampuan gerak, kondisi fisik, taktik dan mental. Teknik dasar bola voli harus harus betul-betul dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli.
Penguasaan teknk dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsure yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di samping unsure-unsur kondisi fisik, taktik dan mental.
Adapun teknik-teknik dasar permainan bola voli menurut sistematikanya adalah sebagai berikut :
a. teknik dasar pasing atas
b. teknik pasing bawah
c. set-up/umpan
d. smash : 1. normal smash
2. semi smash
3. push smash
e. servis : 1. servis tangan bawah
2. servis tangan atas
f. block/bendungan : 1. block tunggal
2. block berkawan

PENDIDIKAN JASMANI


Pengertian
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional
2. Tujuan Pendidikan Jasmani
1.Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih
2.Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4.Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
5.Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis
6.Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
1.Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya
2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya
5.Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya
6.Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung
7.Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
Dunia anak-anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah, dipenuhi keajaiban dan keriangan. Demikian Rachel Carson dalam sebuah ungkapannya. Namun demikian, menurut Carson, adalah kemalangan bagi kebanyakan kita bahwa dunia yang cemerlang itu terenggut muram dan bahkan hilang sebelum kita dewasa.
Dunia anak-anak memang menakjubkan, mengandung aneka ragam pengalaman yang mencengangkan, dilengkapi berbagai kesempatan untuk memperoleh pembinaan . Bila guru masuk ke dalam dunia itu, ia dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan pengetahuannya, mengasah kepekaan rasa hatinya serta memperkaya keterampilannya.
Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak adalah ahlinya. Segala macam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai benda di lingkungan sekitarn
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan ini adalah : “Apakah pendidikan jasmani?” Pertanyaan yang cukup aneh ini justru dikemukakan oleh yang paling berhak menjawab pertanyaan tersebut.
Hal tersebut mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan sebagai guru penjas, melainkan guru pendidikan olahraga. Perubahan pandangan itu terjadi menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) dalam kurikulum 1984, menjadi pelajaran “pendidikan jasmani dan kesehatan” (penjaskes) dalam kurikulum1994.
Perubahan nama tersebut tidak dilengkapi dengan sumber belajar yang menjelaskan makna dan tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya sebagian besar guru menganggap bahwa perubahan nama itu tidak memiliki perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap sama. Padahal muatan filosofis dari kedua istilah di atas sungguh berbeda, sehingga tujuannya pun berbeda pula. Pertanyaannya, apa bedanya pendidikan olahraga dengan pendidikan jasmani ?
Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ? Paling tidak fokusnya pada keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial.
Karena itu, seluruh adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari pada hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak, berinteraksi dengan murid serta merangsang interaksi murid dengan murid lainnya, harus menjadi pertimbangan utama